Untuk para pecinta tanaman hias maupun tanaman yang bisa menghasilkan bahan pangan sudah pasti tidak asing lagi dengan pupuk kompos. Kompos merupakan salah satu dari berbagai macam pupuk yang bisa dicampurkan pada media tanam ataupun sebagai pupuk tambahan yang organik.
Pupuk kompos bisa diproduksi sendiri di rumah ataupun dibeli di beberapa toko pertanian dan juga online marketplace. Bahan dasar pembuatan pupuk kompos yaitu sampah atau limbah organik, seperti dedaunan kering.
Memproduksi pupuk kompos sendiri bisa memakai mesin pencacah kompos. Namun, selain memakai mesin pembuat kompos, kamu bisa memakai cara manual untuk proses pembuatannya.
Dengan memakai pupuk kompos, kesehatan akar akan terjaga dan lebih mudah tumbuh. Selain itu, pupuk kompos juga bisa membantu meningkatkan daya ikat tanah terhadap air, sehingga bisa mencegah kekeringan pada lapisan tanah.
Sangat disayangkan, pemberian pupuk kompos bisa menjadi sia-sia atau bahkan bisa menyebabkan masalah baru pada tanaman jika dilakukan memakai cara yang salah. Dampak paling buruk dari kesalahan pemberian pupuk kompos tersebut yaitu kematian pada tanaman.
Penggunaan Pupuk Kompos
Untuk mengatasi permasalahan pemberian pupuk kompos di atas, kamu bisa belajar cara menggunakan pupuk kompos yang baik melalui berbagai media, seperti media internet.
Berikut ini beberapa cara yang harus kamu perhatikan ketika memberikan pupuk kompos pada tanaman agar manfaat yang diperoleh bisa maksimal.
1. Cara Mengaplikasikan Pupuk Kompos
Banyak dari mereka yang mempunyai pikiran bahwa jika pupuk kompos ditanam pada sebuah lubang yang berada di dekat akar tanaman, maka kandungan nutrisi yang berasal dari pupuk kompos akan lebih cepat terserap secara optimal.
Namun, ternyata pikiran tersebut kurang benar. Hal ini karena justru akan mengganggu struktur tanah. Jadi, alangkah lebih baiknya jika kompos cukup ditaburkan pada permukaan tanah dengan tebal kisaran 5 cm sampai 10 cm.
Dengan melakukan hal tersebut, nutrisi yang ada pada pupuk kompos secara perlahan akan diserap oleh tanaman, hal ini juga cukup ideal untuk tanaman.
2. Perhatikan Kelembaban Tanah
Pupuk kompos akan lebih mudah diserap oleh tanaman yang media tanahnya lembab. Oleh karena hal tersebut, jika tanah yang ada di sekitar tanaman masih kering, perlu untuk disiram terlebih dahulu.
Namun, perlu diperhatikan bahwa penyiraman hanya dilakukan untuk membuat tanah menjadi lembab. Jadi jangan membuat tanah menjadi becek.
3. Menghindarkan Pupuk Kompos dari Paparan Sinar Matahari Langsung
Sinar matahari memang dibutuhkan oleh tanaman agar bisa tumbuh dengan baik, tetapi karena hal tersebut kandungan pada pupuk kompos bisa hilang. Untuk itu, kamu harus bisa menyiasati hal tersebut dengan cara memberikan mulsa.
Hal ini dilakukan agar kompos bisa terlindung dari paparan sinar matahari secara langsung dan air juga bisa meresap secara perlahan. Kamu bisa memakai jerami atau dedaunan yang sudah kering kering sebagar mulsa.
4. Atur Waktu dalam Pemberian Pupuk Kompos
Walaupun kompos asalnya dari bahan yang organik, tetapi memberikan nutrisi secara berlebihan kepada tanaman juga tidak baik. Untuk itu, kamu harus mengatur jarak waktu pemberian pupuk kompos.
Kamu harus bisa memperkirakan apakah pupuk kompos cukup diberikan dalam waktu 2 sampai 3 kali selama setahun atau justru harus diberikan setiap 3 sampai 4 bulan. Kamu bisa memperhatikan kondisi tanamanmu.
Hal ini dapat dilihat dari berapa banyaknya jumlah buah dan juga daun yang dihasilkan oleh tanaman.
5. Jangan Jadikan Pupuk Kompos Sebagai Nutrisi Tanaman Satu-satunya
Pupuk kompos memanglah baik jika diaplikasikan pada semua tanaman. Namun, akan lebih baik lagi apabila bisa diselingi dengan memberikan nutrisi dari sumber lain.