Terjebak dalam Kalimat Rutin: Pertanyaan yang Tak Terjawab

Diposting pada

Terjebak dalam kalimat rutin, pertanyaan itu terus menghantuiku tanpa mendapatkan jawaban. Setiap kali kita bertemu, sang penerjemah selalu mengucapkan kalimat yang sama. "Hari ini cuaca cerah, ya?" ucapnya sambil memasuki ruangan. Sepertinya ia terperangkap dalam kebiasaan yang sulit diubah.

Awalnya, aku selalu berusaha memberikan respons dengan menjawab pertanyaannya. Aku berpikir mungkin sang penerjemah ingin memulai percakapan atau sekadar menciptakan suasana yang hangat. Namun, seiring berjalannya waktu, aku menyadari bahwa pertanyaannya seakan tak pernah mendapatkan jawaban.

Sering kali, aku merasa frustrasi dengan kekurangan variasi dalam pertanyaan sang penerjemah. Setiap harinya, ia selalu menggunakan kalimat yang sama. Mengapa ia tidak mencoba menyampaikan pertanyaan yang lebih segar atau berbeda? Apakah tidak ada cara lain untuk memulai percakapan, seperti "Apa kabar hari ini?" atau pertanyaan lain yang dapat memancing respons yang lebih bermakna? Seharusnya ia menyadari bahwa variasi dalam pertanyaan dapat menghidupkan interaksi.

Terjebak dalam Kalimat Rutin: Pertanyaan yang Tak Terjawab

Setiap kali sang penerjemah datang, pandangannya langsung tertuju pada saya yang sedang sibuk membaca buku. Pada dasarnya, jawabannya sudah jelas. Aku pasti tidak sedang baru bangun tidur. Setiap kali ia tiba, pintu sudah terbuka, lantai sudah bersih, dan buku-buku sudah rapi di rak. Semua itu adalah hasil kerjaku sendiri. Tidak ada orang lain yang akan melakukannya. Namun, sang penerjemah tetap menggunakan pertanyaan yang tak terjawab.

Aku sering berharap agar suatu hari nanti ia bisa mengubah pertanyaannya. Aku berharap ia menyadari bahwa aku sudah menyelesaikan membaca satu buku ketika ia tiba. Aku ingin ia tahu bahwa sejak pagi aku sudah membersihkan lantai dan mengatur buku-buku di rak, meskipun aku belum sempat mandi. Namun, harapan itu selalu pupus. Hari ini dan besoknya, ia tetap menggunakan pertanyaan yang sama.

BACA JUGA  Biodata Profil Erick Estrada, Mantan Pegawai Supermarket Jadi Aktor

Terkadang, aku berpikir untuk mandi lebih pagi sebelum membersihkan ruangan perpustakaan dan toko buku. Namun, kemudian aku merenungkannya kembali. Jika aku melakukannya, mungkin sang penerjemah akan bertanya, "Anda terlihat berbeda hari ini. Ada yang salah?" Itu akan lebih menyakitkan. Ah, biarlah ia menemukan jawabannya sendiri. Yang pasti, aku selalu bangun pagi—beberapa jam sebelum ia datang.

Terjebak dalam kalimat rutin, pertanyaan itu terus bergema tanpa mendapatkan jawaban yang memuaskan. Aku belajar menerima pola komunikasi sang penerjemah yang khas, meskipun terkadang bertanya-tanya apa maksud sebenarnya di balik pertanyaannya yang tak terjawab.

Sumber : www.jits.co.id